Ekonomi Islam

7 Ciri Khusus Sistem Ekonomi Islam yang Harus Kita Pahami

Ciri Khusus Sistem Ekonomi Islam | Setiap sistem ekonomi punya ciri khusus dalam beberapa prakteknya sehingga suatu sistem ekonomi itu bisa disebut sistem ekonomi A, Sistem ekonomi B. Begitu pula halnya dengan sistem ekonomi Islam. Islam punya fondasi tersendiri dalam segi ekonomi. Hal ini bertujuan untuk membedakan mana yang ekonomi islam mana yang bukan.

Dalam ekonomi, Islam menganut keadilan dan kejujuran. Menurut Islam, manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka bumi yang menjadi bagian dari seluruh rencana Allah dan telah diberikan hak terbatas terhadap alat-alat produksi. Islam mengakui adanya campur tangan negara dalam kegiatan ekonomi demin menjamin kesejahteraan warganya. Penghapusan bunga, pelembagaan sedekah dan zakat, konsep halal dan haram, distribusi kekayaan yang merata, melarang penimbunan harta serta konsen pada kesejahteraan rakyat miskin merupakan ciri khas dari sistem ekonomi islam.

Berikut coba kita kupas beberapa ciri khas dalam sistem ekonomi islam, diantaranya;

1. Meyakini Allah Maha Pemberi dan Manusia Hanya Pemegang Amanah

Ini adalah ciri khusus paling utama dalam sistem ekonomi islam. Allah lah yang memberi penghidupan bagi semua makhluknya yang ada di muka bumi, tidak hanya manusia, hewan, tumbuhan bahkan sampai binatang melata pun akan diberi rezeki oleh Allah. Dalam sebuah ayat disebutkan “Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah pemeberi rezekinya”

Sangat banyak ayat Alquran dan hadist yang menunjukkan betapa Allah berkomitmen untuk mencukupi kebutuhan makhluknya. Pernyataan bahwa Allah melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang Ia kehendaki adalah wujud keseimbangan hidup, tidak bisa dibayangkan jika di dunia ini semua makhluk diberikan rezeki yang sama, maka akan terjadi kebosanan dan ketidak seimbangan hidup. Setiap penganut sistem ekonomi islam harus benar-benar menyakini bahwa hanya Allah-lah yang Maham Pemberi rezeki, terlepas dari banyak atau sedikit rezeki tersebut, ia nya sama-sama pemberian dari Allah yang patut dan harus disyukuri.

Baca Juga:  Dalam Khutbah Wada' Pun Rasulullah Membahas Riba, Berikut Isi Khurbah Wada' Rasulullah

Segala sesuatu yang Allah karuniakan di bumi dan langit berpulang kembali kepada Allah, Dialah pemilik sejatinya. Meskipun segalanya sudah diberikan kepada manusia, tetap harus disadari bahwa hak yang diberikan itu sangat terbatas, hanya untuk menopang kehidupannya di muka bumi. Manusia hanya diberi Amanah untuk mengelola dengan baik apapun yang Allah berikan. Jadi posisi manusia dalam ekonomi hanyalah sebagai pemegang amanah atau penerima kuasa. Sehingga ketika amanah itu diambil, manusia tetap berjalan sebagai mestinya tanpa banyak mengeluh.

Semua kelimpahan yang diberikan Allah kepada manusia tidak lain hanyalah untuk menguji manusi mengenai kekuatannya dalam beramal baik dan menafkahkannya sebagaimana dituntun oleh Alquran dan Hadist.

2. Konsep Halal dan Haram

Konsep halal dan haram diperkenalkan Islam dalam sistem ekonomi islam sebagai fondasi yang fundamental dalam membangun perekonomian ummat. Konsep ini berperan sangat penting dalam hal produksi dan konsumsi. Semua produk, jasa atau barang yang diproduksi dan dikonsumsi harus dirujuk kepada halal dan haram. Seperti contoh, dalam memproduksi, Islam melarang praktek mencuri dan tidak diperkenankan mengkonsumsi barang haram seperti minuman kerasa dan sebagainya. Semua yang jelas halalnya itu baik bagi sistem ekonomi islam dan semua yang haram sangat dilarang memperdagangkannya.

3. Sistem Sedekah

Sistem sedekah dalam ekonomi islam menjamin terwujudnya distribusi kekayaan yang merata di dalam masyarakat Muslim dan memastikan bahwa kekayaan tidak ditimbung sehingga menjadi sia-sia. Aturan ekonomi Islam dalam sedekah meliputi pembayaran zakat, sadaqatul fitr, uang tebusan dan pembayaran tidak wajib seperti infak, membantu fakir miskin, donasi, wakaf dan sebagainya.

Baca Juga:  Memahami Manajemen Aset dalam Asuransi

Islam telah menyatakan bahwa kaum miskin dan fakir memiliki bagian di dalam harta kaum kaya dan kaum kaya berkewajiban membayar hak kaum miskin tersebut tanpa mengurangi sedikitpun.

4. Penghapusan Bunga

Salah satu ciri sistem ekonomi kapitalis dan sosialis adalah penerapan bunga. Dalam Islam, bunga yang diartikan sebagai tambahan dari suatu pinjaman adalah dosa besar. Mereka yang bergelut dalam bunga telah diperingatkan dengan perang melawan Allah serta Rasul-Nya. Alquran sudah sangat jelas mengharamkan bunga (riba) serta menjelaskan nasib orang yang masih berkecimpung didalamnya. Jadi, dalam sistem ekonomi Islam tidak dikenal dengan bunga, tapi berupa bagi hasil jika memang sesuatu yang dipinjam itu ingin dikembangkan dan peminjam serta pemberi pinjaman harus sama-sama mencari solusi terbaik jika terjadi suatu hal yang tak diinginkan diawal.

5. Larangan Menimbun Harta

Dengan sangat jelas dan deskriptif, Islam telah melarang penimbunan harta dan siapapun yang menimbun harta serta tidak membelanjakannya di jalan Allah akan disiksa dengan siksa sangat pedih. Penimbunan harta adalah kejahatan besar, karena sama artinya dengan membuntukan aliran harta yang telah Allah anugerahkan dari si kaya kepada si miskin yang benar-benar memerlukannya.

6. Mengutuk Materialisme dan Jalan Tengah 

Islam sangat mengutuk prilaku yang mengarah kepada materialisme atau menganggap harta adalah segalanya. Disatu sisi, ketika ada seorang pendeta yang menganjurkan berpantang dari hal-hal yang bersifat dunia Islam pun menentang hal tersebut. Artinya, Islam sangat sesuai dengan fitrah hidup manusia, hidup tidak perlu berlebihan, manusia dibekali dengan nafsu, maka pemenuhan akan hak nafsu pun harus pada jalannya dan tidak boleh dihentikan karna akan menjurus pada hal buruk lainnya.

Baca Juga:  9 Negara Dengan Perkembangan Bank Syariah Terbaik di Dunia

Islam memilih untuk mengambil jalan tengah dalam kepemilikan harta, harta bukan segalanya, hartanya hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sewajarnya. Jika bergelimpahan harta maka harus disadari bahwa sebagian harta itu adalah hak mereka yang masih kekurangan dan perlu dibantu.

7. Keadilan tidak Berarti Samarata

Islam menegakkan keadilan dan kejujuran dalam produksi maupun distribusi kekayaan dan dalam kepemilikan alat-alat untuk mencari mata penghasilan. Islam sangat menyadari bahwa tidak ada kesamaan dalam kepemilikan suatu barang atau dalam kata lain, harta si A tidak akan bisa selalu sama jumlahnya dengan harta si B. Maka Islam menganjurkan agar Muslim tidak iri hati dengan saudaranya yang punya kelebihan harta, karna hakikatnya, dengan memberikan kelebihan harta bagi sebagian lain, Allah sedang menguji apakah yang diberi bersyukur dan yang dikurangi bersabar?

Allah menguji kaum miskin dengan kesempitan nafkah untuk melihat apakah mereka kehilangan kepercayaan kepada Allah dan menjadi cemburu kepada di kaya ataukah tetap beriman bersyukur dan bersabar dengan kondisi yang ada sehingga suatu saat ia menjadi pantas untuk Allah naikkan derajatnya.

Demikian 7 ciri khusus penerapan sistem ekonomi Islam, InsyaAllah dalam postingan lain akan kita bahas juga hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi Islam lainnya.

Workshop Toko Online

Pendapat atau Pertanyaan Anda?

comments

Musthafa Kamal

Seorang manusia fakir ilmu yang selalu berusaha belajar dan menjadi lebih baik agar bisa berbuat sebanyak-banyaknya untuk orang banyak. Menyukai dunia Desain Grafis, Blogging, Traveling, Online Marketing, Diet, Bisnis dan Ekonomi Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker