Sekitar KitaTokoh

Kenapa Dokter Kembalikan Uang Saya?

Namanya Dokter Aldy, seorang Dokter muda asal surabaya yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mengabdikan ilmunya disebuah desa. Didampingi empat orang suster, setiap hari Dokter Aldy menerima puluhan pasien di sebuah puskesmas di desa tersebut.

Jam empat sore adalah saatnya Dokter Aldy kembali kerumah untuk mandi kemudian beristirahat. Setiap harinya berangkat pagi dan pulang sore. Namun terkadang waktu istirahatnya pun harus ditangguhkan karna ada pasien yang datang mendadak kerumahnya untuk meminta pertolongan medis.

Saat pertama kali bertugas di desa tersebut, dengan cepat Dokter Aldy mampu mendiaknosa dan memberikan solusi terhadap penyakit yang diderita oleh seorang bapak berusia 65 tahun. Dari keberhasilan tersebut, nama Dokter Aldy makin terkenal dikalangan masyarakat desa tersebut.

Suatu ketika, Dokter Aldy yang sedang berkemas untuk kembali kerumah tiba-tiba dihampiri oleh seorang ibu yang datang dengan tergopoh-gopoh.

“Dok, saya minta tolong dok….suami sayaa…” Ujar ibut tersebut yang membawa serta suaminya
“Kenapa dengan suaminya bu? Sakit apa?” Tanya Dokter Aldy sambil mempersilahkan si ibu dan bapak masuk keruang periksa.

“Ini dok, suami saya muntah dan mencret terus-terusan” Jawab si ibu.

Baca Juga:  Ridwan Saidi: Puasa Zaman Sekarang Seolah Kurang Nikmat

Setelah melakukan diagnosa, Dokter Aldy mengambil kesimpulan bahwa sang pasien menderita penyakit Tifoid Fever dengan dehidrasi sedang. Dokter Aldy pun akhirnya menyarankan agar pasien di opname. Sang istri pun setuju demi kesembuhan kepala keluarganya.

Suster yang sedari tadi masih menemani Dokter Aldy segera mempersiapkan peralatan untuk tindakan opname pasien. [Baca: Cara Tepat Mengatasi Kejang Pada Anak]

Setelah di opname selama satu minggu, kondisi pasien benar-benar membaik dan pulih dengan sempurna. Sang istri dan suaminya sangat senang dengan apa yang mereka dapatkan. Sebelum pulang, si Istri menemui Dokter dan menanyakan jumlah biaya yang harus mereka keluarkan untuk perawatan opname selama satu minggu.

“Semuanya 500 ribu, Bu. Ini sudah termasuk obat injeksi cairan infus, obat minum, juga makan dan minum selama di puskesmas.”

Suami Istri tersebut tiba-tiba saling pandang dan sempat terdiam beberapa saat. Istri pasien berkata;

“Dok, mohon maaf, saya hanya punya uang 200 ribu, tapi kami janji akan segera melunaskan sisanya saat kami punya uang. Boleh dok?”

Dokter Aldy hanya tersenyum sambil mengangguk dan menerima uang yang diberikan oleh ibu tersebut.

Baca Juga:  Penghasilan Presiden Jokowi dari Channel Youtube

Seminggu berselang sejak kepulangan pasangan suami istri tersebut, tidak pernah lagi terdengar kabar dari si istri atau suaminya. Hingga akhirnya Dokter Aldy berinisiatif mengunjungi mereka. Dengan bertanya sana sini dan mencari-cari dengan waktu lumayan lama, Dokter Aldy sampai dirumah ibu tersebut.

Rumah itu terlihat jauh dari sederhana, bahkan masuk kategori sangat miskin.

“Assalamu’alaikum….” Ujar Dokter Aldy sambil mengetuk pintu.

Pintu dibuka oleh si Ibu, dengan muka terkejut ia akhirnya mempersilahkan sang Dokter masuk kerumah dan bertemu suaminya. Sejenak duduk, si ibu muncul kembali dengan membawa secangkir teh untuk Dokter Aldy dan suaminya.

“Dokter, mohon maaf kami masih belum punya uang. Kalau punya kami akan ke sana dan membayarnya.” Ujar pak Mian, suami sang ibu.

“Saya kesini bukan untuk menagih sisa pembayaran pak, saya Cuma ingin silaturahmi saja kerumah bapak dan ibu”

Pembicaraan pun berlangsung beberapa saat, mereka bertiga membahas banyak hal.
Tanpa terasa , Dokter Aldy sudah beberapa jam duduk bersama dan meminta izin untuk pulang. Tapi sebelum pulang ia mengeluarkan amplop dari saku bajunya lalu memberikannya pada si bapak.

Baca Juga:  Nasehat Menggelitik Buya Hamka

“Apa ini dok?” Tanya Pak Mian

“Itu uang yang beberapa waktu lalu bapak dan ibu serahkan kepada saya untuk membayar biaya opname.”

“Kenapa Dokter Kembalikan Uang Saya??”

“Mungkin uang ini sangat berguna untuk bapak dan ibu. Ditangan bapak, uang ini bisa lebih bermanfaat daripada di tangan saya. Bapak dan ibu tidak usah memikirkan lagi untuk melunasi sisa hutang pada saya. Saya jadi Dokter bukan untuk mencari uang saja. Kalau saya berniat cari uang saja, saya tidak mau jadi Dokter, lebih baik jadi pengusaha.” Terang Dokter Aldy

Dengan perasaan terharu dan menangis, ibu dan bapak tersebut mencium tangan Dokter Aldy.
Semoga di Indonesia ini terus lahir Dokter-Dokter yang berjiwa seperti Dokter Aldy yang tidak menjadikan profesi dokter sebagai bisnis. Baca juga: Berapa Sih Gaji Dokter?

Kisah ini seperti di kisah kan dalam buku “Dokter Mal Praktek terbitan Penerbit Pinus 2007”

Workshop Toko Online

Pendapat atau Pertanyaan Anda?

comments

Musthafa Kamal

Seorang manusia fakir ilmu yang selalu berusaha belajar dan menjadi lebih baik agar bisa berbuat sebanyak-banyaknya untuk orang banyak. Menyukai dunia Desain Grafis, Blogging, Traveling, Online Marketing, Diet, Bisnis dan Ekonomi Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker