Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Sekitar KitaVideo

Tragedi Mina, Ini Dia Yang Harus Disalahkan

Sebelumnya saya pernah memposting tentang Tragedi Crane Mengapa Saling Menyalahkan?Kini musibah kembali melanda jamaah haji, ratusan orang meninggal dunia saat sedang menuju tempat melontar jumrah. Peristiwa ini pun akhirnya dikenal dengan tragedi mina. Meski korban yang jatuh tidak sebanyak negara-negara lain, beragam opini bermunculan mengenai siapa yang harus disalahkan atas tragedi mina dari bermacam pengamat dadakan di Indonesia.

Seperti kita ketahui bersama, peristiwa timbul korban meninggal dunia saat pelaksanaan ibadah haji selalu ada, entah yang meninggal karena musibah atau karena sakit, yang pastinya, ajal adalah ketetapan yang tidak bisa dielakkan. Itu harus kita yakini lebih dulu sebelum berkomentar.

Pasca tragedi mina kali ini, ada orang di Indonesia (entah sudah haji atau belum) berkomentar, menurut dia, semua pemuka agama didunia harus kumpul membicarakan masalah saudi arabia yang tidak becus mengelola haji. Pertanyaannya, kenapa harus ngumpulin pemuka agama dunia? haji itu urusan umat Islam, urusan panggilan Allah, pemuka agama ya lebih baik urus agama masing-masing saja.

Banyak lagi lainnya komentar dan opini-opini yang dikembangkan oleh orang-orang yang mengaku cerdas. Lebih parahnya, ada seorang politisi partai kepala banteng di Indonesia yang menginginkan agar kota Mekkah dan Madinah di ambil alih. Ada juga orang berilmu yang bilang tanah makkah dan madinah harus di rebut oleh umat Islam (emang selama ini yang kelola orang kafir?).

Musibah di Mina kali ini sangat berbeda dengan musibah serupa di Mina pada tahun 1990 dimana lebih dari 1400 an orang meninggal dunia. Bedanya dimana? di opini dan komentar yang dikembangkan orang-orang luar Arab dan pembenci arah khususnya. Hal ini wajar, karena perkembangan media cukup pesan, informasi dalam sekejab mudah menyebar. Tahun 1990, media belum besar, sehingga musibah yang terjadi hampir tak seheboh saat ini.

Paska kejadian tragedi mina 2015 ini, beberapa media mulai mencoba mengorek siapa sebenarnya yang patut disalahkan atas musibah ini. Ada yang menyalahkan orang-orang kulit hitam yang melawan arus, ada yang menyalahkan putra raja karena memblokir jalan bahkan ada yang menyebut ini sebagai konspirasi yahudi dalam mengacaukan Islam.

Baca Juga:  Kemana Sang Dosen Pembawa Mahasiswa Ke Gereja Menghilang?

Jujur, saya pribadi agak sesak kalau melihat MetroTV menayangkan berita tentang tragedi-tragedi di Arab Saudi. Mereka seolah-olah melampaui segalanya. Pengetahuan mereka sangat dalam, kalah investigasi yang dilakukan pemerintah arah. Target-target pemojokan mereka akan siapa yang salah sangat mengena.

 

Baca juga: Fitnah Media Islam Toleran dan MetroTV

Tak hanya itu, media-media Islam liberal di Indonesia terus menggiring opini untuk membenci Arab. Mereka menuliskan bahwa;

Tradisi dan ritual haji serta qurban adalah tradisi dan budaya lokal Arab sebagai simbol persembahan kepada Tuhan. Uang haji dan qurban sebaiknya dialihkan kepada hal-hal lain yang lebih bermanfaat.

Ini jelas-jelas sudah mengalihkan pikiran otak menuju dengkul, berfikir tidak lagi menggunakan otak tapi pakai dengkul. Inilah yang terus dikembangkan agar suatu saat kota suci makkah dan madinah bisa dimasuki oleh orang non muslim dengan alasan toleransi ala dengkul mereka.

Namun menurut hemat saya, prediksi paling tepat adalah adanya orang-orang syiah yang membuat keributan di jalan menuju mina. Kenapa? karena setelah kejadian, mereka paling gentol menyerang Arab saudi. Seperti kita ketahui, negara dengan penduduk syiah paling banyak ini sangat tidak suka dengan Saudi Arabia (terutama kaum syiahnya). Hal ini diperkuat dengan lapor dari orang-orang yang berkompeten di saudi yang tidak memihak. Coba saja Anda perhatikan video ini, video dimana kaum syiah yang sedang berhaji membuat keributan di terowongan mina;

So, bisa jadi setiap tragedi mina, ada konspirasi syiah ingin menghancurkan kerajaan Arab. Karena saat banyak media memberitakan kelalaian Arab, akan semakin mudah untuk di hancurkan. Lihat saja di Indonesia, mereka yang berfaham liberal, sekuler dan penganut Islam Nusantara mulai menyerang Arab melalui opini dan komentar-komentarnya. (Maaf, ini hanya prediksi saya, karena pengalaman di Makkah dulu, mereka sering tak peduli dengan jamaah lain hingga berbuat sesuka hatinya)

Padahal apa yang terjadi saat ini tak lepas dari kehendak Allah semata yang ingin memanggil tamu-tamunya untuk menghadap.

Perjalanan ibadah haji adalah perjalanan keikhlasan, perjalanan yang tidak pernah mengharap bisa kembali ke tanah air. Inilah yang dilakukan orang banyak calon jamaah haji saat akan berangkat ke tanah suci, mereka memohon maaf atas semua salah kepada seluruh sanak saudara, karena bagi mereka bisa jadi ini adalah perpisahan terakhir dan selamanya.

Baca Juga:  Seperti Apa Manfaat Asuransi Syariah? Simak Penjelasan Berikut oleh Dr. Adiwarman Azwar Karim, MBA, MAEP

Yang terpenting bagi mereka adalah selamat sampai tujuan dan sah semua rukun haji. Meninggal di tanah suci adalah dambaan mereka. Makanya, sebelum perjalanan ketanah suci, setiap jamaah diwajibkan mempersiapkan diri lahir dan batin.

Mereka yang meninggal di tanah suci bisa jadi sedang tersenyum menghadap penciptanya. Sementara kita yang ditinggal asik menyalahkan si ini dan si itu. Melontarkan opini ini itu yang tak punya dasar dan keahlian. Keluarga jamaah haji saja tidak mempermasalahkan apa yang terjadi, karena saat melepas pemberangkatan, mereka sudah ikhlas dengan apa yang akan terjadi. Lantas kenapa kita terlalu sibuk?

Yang sebenarnya harus disalahkan dalam tragedi mina adalah mereka-mereka yang melontarkan komentar atau opini bahkan tuduhan serta fitnah yang tidak mendasar kepada pemerintah Arab saudi. Tindakan mereka justru membuat keluarga yang ditinggal semakin resah. Pengamat-pengamat dadakan ini hanya membuat energi sia-sia.

Saya sendiri pernah merasakan bagaimana luar biasanya pelayanan yang mereka berikan saat kita berada ditanah Arab. Petugas-petugas diseputaran masjidil haram dan masjid nabawi selalu sigap melayani setiap tamu yang datang. Memang, pada dasarnya, banyak jamaah yang justru tidak mengindahkan apa yang telah dihimbau, banyak jamaah justru selalu melalukan sesuatu sesuka hatinya. Pengalaman saya saat disana, jamaah-jamaah yang sering membuat ulang berasal dari negara-negara selain Indonesia.

Baca Juga:  Video Kebenaran Sabda Rasul Akan Akhir Zaman

Coba perhatikan gambar dibawah ini, ini adalah salah satu petunjuk bagi jamaah haji, artinya, segala sesuatu sudah coba dikendalikan, tapi apa yang terjadi selalu diluar kuasa manusia.

12049681_10154436228823561_3426500113716350470_n

Arab adalah bangsa yang besar, lihat saja pertanggung jawaban yang mereka lakukan pasca insiden jatuhnya crane. Padahal itu diluar kontrol mereka. Mereka punya pengalaman mengelola jamaah bertahun-tahun. Jutaan orang dari seluruh dunia. Kenapa kita yang tak punya otoritas apa-apa malah sibuk menyalah-nyalahkan? Saya yakin, mereka akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Karena mereka benar-benar pelayan tamu Allah. Lihat apa kata raja Salman pasca tragedi mina;

“Kami telah belajar dari Nabi kita tercinta bahwa orang-orang terbaik adalah mereka yang menggunakan tangan mereka, lidah, dan jiwa untuk kepentingan rakyat, serta memperlakukan mereka dengan baik, dan muslim adalah orang yang tidak merugikan umat Islam lain dengan lidahnya dan tangannya. Kami bergerak dan bekerja atas dasar bimbingan ini,”

“Jika Allah telah menobatkan kami untuk melayani dua Masjid Suci dan para peziarah yang datang ke Baitullah, kami dan rakyat Arab Saudi, berdedikasi untuk mengerahkan semua kemampuan untuk memastikan kemudahan dan kenyamanan bagi para tamu Allah, serta keamanan dan keselamatan mereka,”

Makin bertambahnya kouta haji tiap tahun, maka maakin berat pula tanggung jawab pemerintah Arab. Hal ini tak lepas dari rasa ingin melayani permintaan tambahan kouta jamaah haji setiap tahunnya. Terutama Indonesia yang selalu mempeributkan masalah kouta haji. Hal ini pastinya akan mengundang mereka untuk terus berfikir agar kota makkah dan madinah mampu menampung makin banyak jamaah.

Berikut salah satu kesaksian langsung seorang jamaah yang merasakan sendiri pelayanan di Arab Saudi;

12032175_1678146445805278_84702910807986112_n

Workshop Toko Online

Pendapat atau Pertanyaan Anda?

comments

Musthafa Kamal

Seorang manusia fakir ilmu yang selalu berusaha belajar dan menjadi lebih baik agar bisa berbuat sebanyak-banyaknya untuk orang banyak. Menyukai dunia Desain Grafis, Blogging, Traveling, Online Marketing, Diet, Bisnis dan Ekonomi Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker