Bagaimana Menyingkapi Barang Mahal?

Ada yang indah pagi ini, selepas Gowes seputaran kecamatan Dewantara Aceh Utara, saya tiba-tiba megang kembali buku ‘Hanya 2 Menit’ karyanya Ipho Santosa. Buku ini sudah lama sekali saya beli, saat beli dulu hanya membaca sekilas beberapa lembar saja. Kali ini kembali saya sentuh karena buku ini masuk dalam kategori buku ‘Korban Banjir’ Aceh Utara. Sampai saat ini masih lembab karna belum pernah dijemur pasca diserang banjir. Hehehhe…
Lantas yang menariknya dimana? di isi bukunya. hehehehee….
Kebetulan sub judul yang saya baca kali ini tentang Bagaimana Menyingkapi Barang Mahal. Mungkin Anda, Saya atau siapapun pernah berkata saat melihat suatu barang ‘Ah, Mahal…mana sanggup beli’ bettul? Yupz, Saya sendiri terkadang sering mendapatkan calon konsumen yang berkata demikian. Ada juga yang bilang ‘Mahal Kaliiiii…’ ketika saya menyebutkan harga barang yang saya jual. Lantas apa balasan saya? ‘No Problem pak/bu, kadang kalau ingin pergi ke Jakarta dari Medan, milih pake Bus atau Pesawat?’ ‘Pesawat laaaaah’ Jawab ibu/bapak.
So, mahal itu relatif. Bagi orang yang memiliki banyak uang, tidak ada barang mahal baginya. Seorang Syahrini misalnya (Anda kenal Syahrini?, itu loh…arti yang penampilannya selalu waaah…) beli tas dengan harga 100 juta sekalipun bukan masalah. Tapi bagi yang gak punya uang pasti berkata ‘buang-buang uang saja, masak beli tas aja ampe 100 jete….’ bukan begitu? Ingat, mahal itu relatif…
Dalam buku ‘Hanya 2 Menit’, Ipho Santosa yang lebih dikenal sebagai motivator otak kanan menuliskan seperti ini;
Sebenarnya, Adakah barang yang mahal???
- Sebenarnya, hampir-hampir tidak ada barang mahal. Mungkin kitanya saja yang belum terlalu kaya
- Daripada mendiskon harga diri Anda dengan bertanya “Kok mahal ya?” Kalimat ini membuat pikiran bawah sadar Anda menegaskan “Saya tidak pantas memiliki barang itu. Saya tidak akan mampu membeli barang itu.”
- Lebih baik Anda bertanya dalam hati “Bagaimana caranya ya, supaya bisa membeli barang itu?”
- Lebih baik Anda pertegas dalam hati, “In sya Allah 6 bulan lagi, barang itu murah bagi saya. Amin.
- Yah, boleh-boleh saja sesekali Anda menyebut kata ‘Mahal’. Tapi jangan sering-sering. Itu tidak baik dampaknya bagi pikiran bawah sadar Anda.