
Nasehat Jenderal Soedirman Kepada Para Tentara Negara Indonesia
Nama militernya Jenderal Besar Raden Soedirman, lahir 24 Januari 1916 dan meninggal dalam usia sangat muda pada tanggal 29 Januari 1950, 34 tahun. Beliau adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia dan menjadi panglima besar Tentara Keamanan Rakyat atau Tentara Nasional Indonesia pertama di Indonesia saat usia masih 29 tahun. Pangkat Jenderal yang beliau sandang pun bukan beliau dapatkan melalui Akademi Militer dan Pendidikan Militer lainnya, tapi karena prestasi beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Selain terkenal karena taktik militernya, beliau juga merupakan seorang tentara yang taat beragama, sehingga selalu menjadi panutan kepada para prajuritnya. Wejangan-wejangan beliau selalu menjadi pembakar semangat perang bagi anak buahnya. Berikut beberapa nasehat jenderal soedirman kepada para prajuritnya.
- Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.
- Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yg berdiri diatas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.
- Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara.
- Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah penghabisan.
- Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.
- Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan parjurit yang mudah dibelokkan haluannya, kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
- Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.
- Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi.
- Bahwa satu-satunya hak milik nasional/republic yang masih utuh tidak berubah-ubah, meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah angkatan perang Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia)
- Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot. Angkatan perang Republik Indonesia lahir dik medan perjuangan kemerdekaan nasional. Ditengah-tengah dan dari revolusi rakyat dalam pergolakan membela kemerdekaan itu, karena itu angkatan perang Republik Indonesia adalah Tentara Nasional, Tentara Rakyat dan Tentara Revolusi.