
3 Alasan Mengapa Indonesia Sangat Minim Pengusaha
Salah satu profesi yang dapat membuat sebuah negara mudah berkembang dan maju adalah pengusaha. Namun sampai saat ini di Indonesia sendiri jumlah pengusaha masih sangat minim.
Bahkan jika dibandingkan dengan negara negara ASEAN saja jumlah pesentase jumlah pengusaha di indonesia masih sangat sedikit. Apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara eropa ? sungguh ironis bukan ?.
Lazimnya sebuah akibat pasti ada sebab maka sedikitnya pengusaha di indonesia pun pada dasarnya punya sebab maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas beberapa alasan atau sebab mengapa indonesia minim pengusaha.
Berikut 3 alasan kenapa indonesia minim pengusaha :
- Doktrin Masa Lalu
Maksud dari doktrin masa lalu adalah karakter atau sifat yang diwariskan oleh nenek moyang kita jauh sebelum kita.
Sebagaimana yang kita ketahui indonesia dijajah oleh belanda selama 3 abad setengah, dan saat belanda menjajah indonesia mereka sangat suka memecah belah kita sehingga leluhur kita hanya bekerja untuk belanda. Karakter dan sifat karyawan sudah dibentuk selama 3 abad setengah.
Dan doktrin itu masih kuat pengaruhnya sampai sekarang. Bisa dilihat dari orang tua yang lebih senang ketika anaknya menjadi pegawai dan sebagainya dengan alasan lebih aman dan lain lain.
- Kurang Edukasi
Lumrahnya semua bakat dan minat butuh edukasi maka menjadi pengusahapun butuh edukasi namun faktanya Bisa kita lihat dan rasakan sendiri bahwa di sekolah sekolah sangat kurangnya pendidikan tentang entrepreneurship seolah hal ini tidak penting. Bahkan jika ada maka yang mengajarnya pun bukan seorang pengusaha.
- Tidak Ada Mentor
Seperti halnya yang lain, menjadi pengusaha pun butuh mentor namun amat sangat disayangkan bahkan kita pun memiliki tidak banyak mentor entrepreneurship. Dan ironisnya juga banyak pengusaha pemula yang enggan punya mentor.
Nah karena ke empat poin ini lah indonesia sangat minim pengusaha. Seperti yang kami katakan tadi bahkan dengan ASEAN sekalipun indonesia berada pada peringkat ke 5 pengusaha terbayak dengan persentase yang memprihatinkan yaitu 1,56% tertinggal dari Singapure 7%, Malaysia 5%, Thailand 4,5%, dan Vietnam 3,6%.
Dan perlu di ingat bahwa ini semua bukan hanya PR pemerintah tapi ini juga adalah PR kita semua.